Kamus Bahasa Sekayu
Sambungan Kamus
I
ISU :Kabar angen
Iris :ighis
Isteri : Bini
Incar/mengincar : Imbang/ngimbang
Ipar : Ipo
Ikat /mengikat : Kebat/ngebat
Ikut : Milu
Iri : Siut
J
Jelek :Jat
Jumpa : Popok
Jenuh : Malak
Jika : Amon
Jantan : Lanang
Jari : Jaghai
Jengkal : Kilan
Jasa : Jaso
K
Kangen : Indu
Kacau : Kerok
Kita : Kitek
Kamu : Nga, Tubuk
Keluar : Kelou/kelegho
Karet : Parah,kaghit
Kakak : Kuyung
Kuatir : Susa ati
Kekasih : Kule,kanti busik (sanga desa|)
Karam : Klebu, Keghan (Sanga desa)
Kalau : Amon,kalu
Kaya : Sugih
Kosong |: Kumpang
Kayu baker : Puntung
Kokoh : Pakam
L
Lihat : Kelik,
Lewat : Liwat
Lirik : Krelet
Lele(ikan) : Klang,keli
Lari/berlari : Laghai,belaghai
Lecet : Leset,ngelbes
Lupa/ |: Lali/dak taingat
Lama : Lame
Lancang : Kanggap
Luas : Libok,loas
M
Mengapa : Ngape
Mari : Payoo
Muka : Mekan
Mujur : Betuah,baik nasip
Rusdi Karangwaru Tazkira
Total Tayangan Halaman
Rabu, 04 Januari 2012
Senin, 02 Januari 2012
KAMUS BAHASA SEKAYU
PENJELASAN INTI
Sebelum kita memasuki kamus bahasa Sekayu terlebih dahulu ada beberapa hal yang perlu saya jelaskan.bahwa tidak semua kata dalam bahasa sekayu harus diganti dengan ujung ‘e.tlg perhatikan secara seksama..kata kata yang saya tidak disebutkan dalam kamus berarti pengucapannya sama dengan pengucapan dalam bahasa Indonesia.
Tata bahasa
Berbahasa sekayu pada prinsipnya bukan lah merupakan hal yang sulit apa bila kita paham dengan pergeseran bunyi kata dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Sekayu.
Dalam penyusunan kata untuk menjadi sebuah kalimat cukup menyusun kata kata saja sesuai dengan pesan apa yang akan kita sampaikan,tidak serumit dalam belajar bahasa Inggeris dan Arab:
Contoh Kita mau bilang: Apa kabar kak,kapan pulang dari Ngulak.
Apa = Namek
Kabar = kabar
Kak = Kuyung
Kapan = kapan
Pulang = balek
Dari = dai
Ngulak
Tinggal susun saja dari atas sampai kebawah,
Menjadi: Namek kabar yung,kapan balek dai ngulak.
Yang penting paham persamaan katanya saja.
SELAMAT MENCOBA.
Panggilan kepada keluarga
Orang Tua
Ibu : Umak
Bapak : Bak/Baba
Kakak (sdr lk lebih tua) : Kuyung
Ayuk (Sdr Perempuan lbh tua) : Kupik
Sdr Bapak/Ibu lebih tua Lk/pr : Uwak
Wak anang (Lk)
Wak Ine (Pr)
Adik : Adik
Orang Tua Bapak/Ibu : Nenek
Nek Anang (Lk)
Nek Ine (Lk)
Kamus
Indonesia Sekayu
A
Ayuk : Kupik
Aku : Aku,ku
Anda /kamu : Nga|(untuk org lebih muda),Kamu (Untuk org seumur),
Tubuk|(pengucapan agak mengandung O)kepada yg lebih tua.
Ada : Ade
Akan : Ndak(nak|)
Alangkah : Alangke
Antar : Antat
Ambil : Ambek
Akur : Akor
Air : Ayo
Ajar/mengajar : Ajo/ngajo
Alasan : Kaleta,alasan
Amblas : Terbis
Antik/ Kuno : Baghai.bilek.
Anak Bungsu : Pisat
B
Batal : Urung,dak jadi
Berlari : Belaghai
Betul : Beno
Berkelahi : Belage
Berubah : Beubah
Bentak : Segak
Berani : Jagok
Betina : Betine
Bibi : Bibik,Bibi,nyan(isteri paman)
Bungsu : Pisat.
Beranjak remaja: Randik
Bapak :Bak.Baba
Bola : Bol
Berlari :Belaghai
Bibir : Bibo
Bentol : Bintat,Buncul.
Bincang-bincang: Bejalok
Berkumur : Bengkomo
Biawak : Biancak
Bisa : Pacak
Bisa(Racun) : Bise
Beri :Njuk
Benar : Beno
Berkumur : Bengkomo
Bercermin : Bekaco,Begaseneh
Bonyok : Lodo
Bayar : Bayo
Baskom : Bokor
Bosan : Malak
Baca : Bace
Botak : Celing
Berburu : Berayaw
Biasa : Biaso
Bahasa : Base
Besok : Isuk
Boneka : Rece.
Beguyur : Begoyo
Berhenti : Dem,berenti
C
Cantik : Rengkeh
Coba : Cubo,cobo
Cuek : Langguk
Capek : Marasaih, Kepean
Canda : Lore,Blore
Cinta : Cinto,Linjang
Ciri : Ciren
Canda,bercanda : Lore,Belore
Cocok : Sanatan.
Congkak : Ngapele
Cari : Tuntut
Celana : Span
Cepat : Gancang
D
Dari : Dai
Dompet : Dompet,klepe
Dorong : Jul
Dekat :Paghak
Diluar : Dilegho,Luo
Dia : Die
Dapur : Dapo
Dusta |: Mudi,Ngelobos,ngeburas
Dekat : Parak/paghak
E
Eja : Ije
Enak : Sedap
Engkau : Nga,Kau,Tubuk.
Eyang : Puyang
Ekor : Ikok
F
Fajar : Parak siang,kelam kelaman
G
Gagang : Ulu
Gemetar : Neter
Gempa : Gempe
Guna : Gune’
Garut : Gaut
Gembira : Gemera,ladas.
Gala : Mantaghan,Panyuluk.
Gosong : Mutung
Gesit ,Rajin : Renas,kuasa.
Gali : Kedok
Gawat : Guwale
Gempar : Pepo,
Gula ;gule
Ganti : Genti
|:
H
Hobi : Kedoyan
Hanyut : Anyot
Hujan : ujan
Harum : Ghum
Heboh : Pepo
Kamu : Nga, untuk sapa kpd yang lebih tua Tubu
BERSAMBUNG……………………
Sabtu, 31 Desember 2011
Rusdi Karangwaru Tazkira: TUA TELINGEK......SEJARAH ASAL NAMA "SEKAYU"
Rusdi Karangwaru Tazkira: TUA TELINGEK......SEJARAH ASAL NAMA "SEKAYU": SEJARAH ASAL NAMA “SEKAYU” Diceritoke lagi oleh :Drs Rusdi Umar ...
Jumat, 30 Desember 2011
TUA TELINGEK......SEJARAH ASAL NAMA "SEKAYU"
SEJARAH
ASAL NAMA “SEKAYU”
Diceritoke lagi oleh :Drs Rusdi Umar
Dihamparan daerah
disumatera selatan hiduplah beberapa kelompok masyarakat yang
kesehariannya menggantungkan hidupnya dari hasil hutan bercocok tanam
dan menangkap ikan.
Jarak antara kampung yang satu dengan
kampung yang lainnya tergolong jauh,bahkan dalam mencari nafkah
kebutuhan lainnya tidak dibatasi oleh batas wilayah seperti sekarang
ini. Mulai dari tanah pasema (sekarang daerah lahat) sampai kedaerah
musi.(sekarang Musi Banyu Asin)
Disuatu waktu
seorang petani yng tinggal didaerah pesisir sungai musi bermaksud
pergi kehutan untuk mengambil kayu kehutan didaerah pasemah untuk
membuat temapat tinggal bagi keluarganya. setelah beberapa hari
usaha pencarian kayu membuahkan hasil yang banyak . Diikatlah kayu
itu dan dikemas secara memanjang seperti rakit untuk dibawa kedusun
asalnya, Setelah segala sesuatunya sudah memungkinkan
maka berangkatlah sipengambil kayu itu
membwa kayu tersesbut dengan di geret oleh beberapa ekor kerbau.
Dalam perjalan
pulang membawa kayu sipemilik kayu mengendalikan kerbau penariknya
dari arah depan sambil sesekali melihat kebelakang hawatir rangkaian
kayu yang dibawa ada yang terputus dan tercecer. Ditengah perjalanan
sang kerbau tetap menarik bebannya yang tentunya didampingi oleh
tuannya. Beberapa saat terdengarlah teriakan dari arah belakang
dengan nada kesal dan marah,,hoi..hoi..anda harus memperbaiki
kerusakan pagar kebunku anda betul betul tidak bertanggung jawab ya,
sipemilik kebun berang karena ujung rangkaian kayu yang disusun
memanjang itu mengenai dan merusak pagar kebun dan beberapa
tanaman.melihat reaksi seperti itu sipemilik kayu juga marah karena
dia tidak merasa merusak kebun orang,saya tidak mau memperbaiki sahut
pemilik kayu..akhirnya terjadilah perang mulut dan nyaris hampir
terjadi perkelahian, tertegun sesaat sipemilik kayu dan dia kontak
ingat dengan rankaian kayunya yang sangat panjang,dia juga baru
menyadari bahwa dia baru saja melewati sebuah tikungan yang disi
jalan nya ada kebun.hatinya langsung membenarkan akan kesalahannya.
Untungnya disaat itu lewatlah seorang yang sudah agak sepuh dan
menghampiri kedua orang yang tengah berhadapan dan bertengkar
mulut,sehingga orang tua itu menasehati kedua orang itu “ sudah
jangan sampai terjadi keributan sebaiknya sabar saja dan berdamailah,
seiknya anda tahu bahwa antara Pasmah dengan daerah musi ini tak
ubahnya seprti ini...
dibentangkanlah gulungan kain/dasar
yang kebetulan dia bawa dari tempatnya berada saat itu ( tanah
Pasmah) ke arah daerah musi tempat si pemilik kayu. Nah itulah suatu
perumpamaan disaat kain ini kita bentangkan memang terlihat jauh,akan
tetapi jika kain ini saya gulung kembali jadilah dia SEKAYU. Sekayu
adalah cara menyebut dasar bahan jadi yang digulung dalam kayu
penggulungnya.
Bahwa anda itu satu rumpun hanya
dipisahkan oleh jarak,akan tetapi bila dihimpun kita akan bersatu
(Sekayu) .
Kita harus dapat terhimpun dalam satu
gulungan dalam satu kayu Silaturrahmi dan kesabaran jangan
dikendalikah oleh emosi.dan perbedaan kehendak hati dan perbedaan
tempat asal.
Itulah Bapak ,Ibu,Teman semua
kisah atau legenda asal namanya daerah SEKAYU yang saat ini menjadi
ibu kota MUSI BANYU ASIN.
TAPI MOHON MAAF BAE...IKAK CUMA
TUA TELINGEK DAI NENEK PUYANG KITEK BILEK KAK.....
Belajar Bahasa Sekayu(MUBA) secara kilat.
Pendahuluan.
Assalamualaikum wr wb.
Alhamdulillah saya ucapkan semoga kita senantiasa tetap dalam lindungan Allah swt.Amin...
Sebelum aku mulai materi "Belajar bahasa Sekayu secara cepat",terlebih dahulu mohon maaf kepada segenapsesepuh masyarakat Musi Banyu Asin dan masyarakat Musi Banyu Asin umumnya. Salam hormat buat yang berada dirantau semoga sukses selalu dan tetap dalam lindungan Allah Swt..
.
Kemungkin secara sepintas tindakan saya ini terkesan
lancang,akan tetapi kita singkirkan dulu anggapan seperti itu,karena tentunya kita sepakat bahwa dari pada waktu kita habis dan hilang tanpa sebuah kisah tentunya akan Rusdi Umar
lebih baik celah celah waktu menjelang tidur itu kita tuangkan dalam bentuk tulisan ini yang siapa tahu ada
manfaatnya bagi kita semua,lebih khusus buat sanak dulur kitek wang Sekayu yang sudah lama merantau dinegeri orang yang mungkin sudah beranak pinak di rantau,
Mungkin orang tuanya atau sebelah menyebelah adalah keturunan asal dari sekayu (Muba), bahkan mungkin ada yang tinggal ceritanya saja bahwa mereka berasal dari daerah sekayu misalnya saja dari Desa Karang waru atau desa apa saja didaerah sekayu. Nah tulisan ini mudah mudahan akan sedikit membantu untuk berbahasa sekayu baik sama sama dirantau atau nanti nantinya akan pulang kampung(mudik|) agar tercipta keakraban dengan saudara kita sanak dulur yang masih didesa,takut kita dikesankan sombong oleh sanak dulur kita bila kita tidak menggunakan bahasa sekayu.terlebih penting akan lebih baik bila kita kenal dan bisa berbahasa peninggalan leluhur kita/nenek moyang kita sesekali juga kita mengingat masa kecil kita.
DiBlog ini rencananya akan kita isi dengan
1. Sejarah nama Sekayu.................................................................................
2. Kamus Bahasa Sekayu................................................................................
3. Kalimat tanya,kalimat menyapa.....kepada orang lebih tua /muda....................
4. Cara penyusunan kata.....................................................................................
5. Contoh percakapan.........................................................................................
Inilah rencana yang akan kami muat dalam blog ini, insyaaLlah setiap minggunya akan kami tambahkan materinya.
Kami juga mohon saran dan pendapat ataupun kritik Bapak/Ibu di Komentar,agar tulisan ini dapat tepat guna.
SALAM SERASAN SEKATE
Ikuti terus blog ini,joint ya....
Assalamualaikum wr wb.
Alhamdulillah saya ucapkan semoga kita senantiasa tetap dalam lindungan Allah swt.Amin...
Sebelum aku mulai materi "Belajar bahasa Sekayu secara cepat",terlebih dahulu mohon maaf kepada segenapsesepuh masyarakat Musi Banyu Asin dan masyarakat Musi Banyu Asin umumnya. Salam hormat buat yang berada dirantau semoga sukses selalu dan tetap dalam lindungan Allah Swt..
.
Kemungkin secara sepintas tindakan saya ini terkesan
lancang,akan tetapi kita singkirkan dulu anggapan seperti itu,karena tentunya kita sepakat bahwa dari pada waktu kita habis dan hilang tanpa sebuah kisah tentunya akan Rusdi Umar
lebih baik celah celah waktu menjelang tidur itu kita tuangkan dalam bentuk tulisan ini yang siapa tahu ada
manfaatnya bagi kita semua,lebih khusus buat sanak dulur kitek wang Sekayu yang sudah lama merantau dinegeri orang yang mungkin sudah beranak pinak di rantau,
Mungkin orang tuanya atau sebelah menyebelah adalah keturunan asal dari sekayu (Muba), bahkan mungkin ada yang tinggal ceritanya saja bahwa mereka berasal dari daerah sekayu misalnya saja dari Desa Karang waru atau desa apa saja didaerah sekayu. Nah tulisan ini mudah mudahan akan sedikit membantu untuk berbahasa sekayu baik sama sama dirantau atau nanti nantinya akan pulang kampung(mudik|) agar tercipta keakraban dengan saudara kita sanak dulur yang masih didesa,takut kita dikesankan sombong oleh sanak dulur kita bila kita tidak menggunakan bahasa sekayu.terlebih penting akan lebih baik bila kita kenal dan bisa berbahasa peninggalan leluhur kita/nenek moyang kita sesekali juga kita mengingat masa kecil kita.
DiBlog ini rencananya akan kita isi dengan
1. Sejarah nama Sekayu.................................................................................
2. Kamus Bahasa Sekayu................................................................................
3. Kalimat tanya,kalimat menyapa.....kepada orang lebih tua /muda....................
4. Cara penyusunan kata.....................................................................................
5. Contoh percakapan.........................................................................................
Inilah rencana yang akan kami muat dalam blog ini, insyaaLlah setiap minggunya akan kami tambahkan materinya.
Kami juga mohon saran dan pendapat ataupun kritik Bapak/Ibu di Komentar,agar tulisan ini dapat tepat guna.
SALAM SERASAN SEKATE
Ikuti terus blog ini,joint ya....
Rabu, 28 Desember 2011
DISTRIBUSI DALAM EKONOMI ISLAM[1]
Oleh: Adib Susilo/ Mua’amalat VI
Pendahuluan
Dalam
dunia ekonomi distribusi merupakan salah satu kegiatan yang tidak
mungkin bisa di hilangkan, karena distribusi apabila tidak dilaksanakan
maka akan terjadi penumpukan produksi barang atau jasa. Telah banyak
para ekonom-ekonom dunia dalam literaturnya yang membahas tentang distribusi dan keadilan dalam distribusi. Baik itu ekonom muslim maupun ekonom kapitalis dan sosialis.
Dalam literature-literatur tersebut, para ekonom mengatakan bahwa dalam kegiatan ekonomi harus ada etika atau moral hazard, sehingga tidak terjadi ketimpangan-ketimpangan. Max weber dalam bukunya The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism
mengatakan hal senada yaitu adanya hubungan antara etika, agama dan
kegiatan ekonomi. Dan itulah yang ada dalam ekonomi islam dari sejak
islam dilahirkan.
Namun
dalam kenyataannya ekonom kapitalis memisahkan etika, ajaran agama,
dengan kegiatan ekonomi. Etika yang ada dalam ekonomi kapitalis hanya
didasari pertimbangan materi dan keuntungan semata. Sehingga makin
terlihat kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Dan hal itu sangat
terasa pada masa sekarang ini. Dimana distribusi yang harusnya
tersalurkan kepada masyarakat tidak tersalurkan.
Salah
satu contohnya adalah ihtikar atau menimbun barang sehingga barang
menjadi langka dan harga barang menjadi naik. Hal ini dibenarkan oleh
kaum kapitalis, karena etika menurut mereka berdasarkan pertimbangan
materi. Jika hal ini berlanjut, maka distribusi yang seharusnya
tersalurkan tidak tersalurkan. Sehingga kesenjangan yang terjadi antara
si kaya dan si miskin seolah tak dapat di hilangkan.
Oleh
karena itu di dalam distribusi harus ada keadilan, sehingga terciptalah
keseimbangan dalam perekonomian. Yang jadi pertanyaa di sini adalah
bagaimanakah keadilan distribusi dalam islam? Apa definisi adri
distribusi dan keadilan itu? Di dalam makalah singkat ini penulis
mencoba memaparkan itu secara ringkas.
Keadilan dan distribusi
Untuk
mengetahui apa dan bagaimana keadilan distribusi maka kita harus
mengetahui apa pengertian dari keadilan dan distribusi itu sendiri.
Keadilan adalah
kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan
memiliki tingkat kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika
Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20,
menyatakan bahwa "Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari
institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran" .[2] Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: "Kita tidak hidup di dunia yang adil".[3]
Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum,
dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang
menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan
memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan
dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri
tidak jelas. keadilan intinya adalah lawan dari dholim yaitu meletakan
seseuatu bukan pada tempatnya jadi keadilan itu meletakkan segala
sesuatunya pada tempatnya.
Sedangkan
distribusi secara garis besar, dapat diartikan sebagai kegiatan
pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang
dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai
dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat
dibutuhkan). Dengan kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas
pemasaran yang mampu:
1. Menciptakan
nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat
merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan.
2. Memperlancar
arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan
non-fisik. Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan
yang terjadi di antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam
proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang fisik,
arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus
pembayaran, arus pendanaan, arus penanggungan risiko, dan arus
pemesanan.
Dalam
pelaksanaan aktivitas-aktivitas distribusi, perusahaan kerapkali harus
bekerja sama dengan berbagai perantara (middleman) dan saluran
distribusi (distribution channel) untuk menawarkan produknya ke pasar.
Secara
lebih eksplisit dalam dalam al-Qur’an telah dijelaskan apa yang
dimaksud dengan distribusi, yaitu sebagaimana firman Allah berikut ini :
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الَصلوةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ
(yaitu)
mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan
menafkahkan sebagian rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
(al-Baqarah : 3)
مَا
أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى فَلِلَّهِ
وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ
السَّبِيلِ كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاءِ مِنْكُمْ وَمَا
آتَاكُمْ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Apa
saja harta rampasan (fa’i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang
berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul,
kaum kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang
yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar hanya di antara
orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu
maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.
Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukum-Nya.
(al-Hasyr : 7)
Distribusi memiliki tujuan, dan tujuan dalam distribusi ada 4:
1. menyalurkan barang sampai ke konsumen
2. meraih keuntungan
3. memperlancar proses produksi
4. membantu konsumen mendapatkan barang
agar distribusi itu lancar dalam menyalurkan barang atau jasa, distributor memiliki tiga macam cara, yaitu :
1. Distribusi
langsung, yaitu distribusi yang dilakukan langsung oleh produsen kepada
konsumen. Biasanya dilakukan bila barang tidak tahan lama dan luas
pasar kecil.
2. Distribusi
semi langsung, distribusi yang mempergunakan jasa agen menjual
barangnya di wilayah tertentu sebagai perwakilan produsen. misalnya
dalam otomotif kita kenal dengan ATPM atau Agen Tunggal Pemegang Merek.
3. Distribusi tidak langsung, yaitu distribusi yang melalui banyak perantara seperti grosir, warung, pedagang asongan.
Dalam distribusi ada unsur penting yaitu perantara dan dibagi menjadi :
1. Agen,
perantara yang bertugas menjual barang dari sebuah lembaga produsen di
wilayah tertentu dengan harga yang ditetapkan produsen. pendapatannya
disebut gaji, bonus.
2. Komisioner, perantara atas nama sendiri dan tidak bertanggung jawab kepada salah satu produsen. Pendapatannya disebut komisi.
Makelar,
perantara atas nama sebuah lembaga distribusi. Terikat pada peraturan
yang telah disepakati dan pendapatannya disebut kurtasi atau provisi.
Keadilan distribusi dalam islam
Distribusi
dalam ekonomi kapitalis dilakukan dengan cara memberikan kebebasan
memiliki dan kebebasan berusaha bagi semua individu masyarakat, sehingga
setiap individu masyarakat bebas memperoleh kekayaan sejumlah yang ia
mampu dan sesuai dengan factor produksi yang dimilikinya dengan tidak
memperhatikan apakah pendistribusian tersebut merata dirasakan oleh
semua individu masyarakat atau hanya bagi sebagian saja.[4] Teori yang diterapkan oleh system kapitalis ini adalah salah dan dalam pandangan ekonomi Islam adalah dzalim sebab
apabila teori tersebut diterapkan maka berimplikasi pada penumpukan
kekayaan pada sebagian pihak dan ketidakmampuan di pihak yang lain.[5]
Lalu bagaimanakah dengan islam? Sistem ekonomi yang berbasis Islam menghandaki bahwa dalam hal pendistribusian harus berdasarkan dua sendi, yaitu sendi kebebasan dan keadilan kepemilikan.[6] Kebebasan
disini adalah kebebasan dalam bertindak yang di bingkai oleh
nilai-nilai agama dan keadilan tidak seperti pemahaman kaum kapitalis
yang menyatakannya sebagai tindakan membebaskan manusia untuk berbuat
dan bertindak tanpa campur tangan pihak mana pun, tetapi sebagai
keseimbangan antara individu dengan unsur materi dan spiritual yang
dimilikinya, keseimbangan antara individu dan masyarakat serta antara
suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Keberadilan dalam
pendistribusian ini tercermin dari larangan dalam al-Qur’an agar supaya
harta kekayaan tidak diperbolehkan menjadi barang dagangan yang hanya
beredar diantara orang-orang kaya saja, akan tetapi diharapkan dapat
memberi kontribusi kepada kesejahteraan masyarakat sebagai suatu
keseluruhan.[7]
Sistem
ekonomi Islam sangat melindungi kepentingan setiap warganya baik yang
kaya maupun yang miskin dengan memberikan tanggung jawab moral terhadap
si kaya untuk memperhatikan si miskin. Islam mengakui sistem hak milik
pribadi secara terbatas, setiap usaha apa saja yang mengarah ke
penumpukan kekayaan yang tidak layak dalam tangan segelintir orang
dikutuk. al-Qur’an menyatakan agar si kaya mengeluarkan sebagian dari
rezekinya untuk kesejahteraan masyarakat, baik dengan jalan zakat,
sadaqah, hibah, wasiat dan sebagainya, sebab kekayaan harus tersebar
dengan baik.
Kesimpulan
Bahwasanya
dalam distribusi harus ada keadilan agar tercipta keseimbangan dalam
perekonomian. Dimana islam telah mengaturnya di dalam Al-Qur’an dengan
sedikit contoh distribusi sebagai ilustrasi.
مَا
أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى فَلِلَّهِ
وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ
السَّبِيلِ كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاءِ مِنْكُمْ وَمَا
آتَاكُمْ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Apa
saja harta rampasan (fa’i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang
berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul,
kaum kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang
yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar hanya di antara
orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu
maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.
Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukum-Nya.
(al-Hasyr : 7)
Seperti
dijelaskan dari ayat di atas, bahwa agar harta kekayaan tidak hanya
beredar di antara orang-orang kaya maka harus ada distribusi kepada
asnaf yang tersebut di dalam Al-Qur’an.
Yang
terjadi saat ini adalah bahwa distribusi belum merata sehingga
menciptakan kesenjangan social yang tinggi antara orang kaya dan orang
miskin. Hal ini di karenakan system kapitalis yang menjunjung tinggi
kebebasan individu dalam kegiatan ekonomi sehingga meng-halal-kan apapun
untuk kesejahteraan individual.
Selasa, 27 Desember 2011
Tolong Menolong
Allah Subhanahu wa Ta’ala
memerintahkan kita untuk saling berta’awun (bekerja sama) di dalam
kebajikan dan ketakwaan, dan melarang dari saling berta’awun di dalam
perbuatan dosa dan permusuhan. Allah Jalla wa ‘Ala berfirman.
“Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat
berat siksa-Nya.” [Al-Ma’idah : 2]Pertama, Ta’awun yang syar’iy di dalam kebajikan dan ketakwaan merupakan kalimat yang mencakup seluruh kebajikan, yang akan membawa kebaikan bagi masyarakat muslim dan keselamatan dari keburukan serta sadarnya individu akan peran tanggung jawab yang diemban di atas bahunya. Karena ta’awun di dalam kehidupan umat merupakan manifestasi dari kepribadiannya dan merupakan pondasi di dalam membina perabadan umat.
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata di dalam Tafsir Al-Qur’anil Azhim (II/7) menafsirkan ayat diatas [Al-Ma’idah : 2]
“Artinya : Allah Ta’ala memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin agar saling berta’awun di dalam aktivitas kebaikan yang mana hal ini merupakan al-Birr (kebajikan) dan agar meninggalkan kemungkaran yang mana hal ini merupakan at-Taqwa. Allah melarang mereka dari saling bahu membahu di dalam kebatilan dan tolong menolong di dalam perbuatan dosa dan keharaman.”
Termasuk dalam pengertian ini adalah apa yang diriwayatkan oleh Muslim di dalam Shahih-nya dari hadits Tamim ad-Dari Radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa salam bersabda : “Agama itu nasehat”, beliau ditanya : “Bagi siapa wahai Rasulullah?”, Rasulullah menjawab : “Bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin kaum muslimin dan masyarakat umum.”
An-Nushhu (nasehat) ditinjau menurut bahasa, artinya adalah mengikhlaskan diri terhadap sesuatu tanpa disertai tipuan dan khianat. Hal ini merupakan kewajiban ulama dan para penuntut ilmu yang pertama kali sebelum lainnya. Karena mereka (para ulama) adalah pewaris para nabi, khalifah (pengganti) Rasul di dalam menerangkan kebenaran, berdakwah kepada Allah, bersabar atas segala rintangan dan mengemban segala kesukaran. Allah Ta’ala berfirman :
“Artinya : Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” [Fushshilat : 33]
Kedua, Ta’awun yang syar’iy merupakan konsekuensi dari wala’ (loyalitas) kepada kaum muslimin. Allah Ta’ala berfirman :
“Artinya : Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar” [At-Taubah : 71]
Barangsiapa yang meninggalkan nasehat kepada saudaranya dan menelantarkannya, maka pada hakikatnya ia adalah seorang penipu dan bukan pembela mereka. Karena merupakan konsekuensi dari loyalitas adalah menasehati dan menolong mereka di dalam kebajikan dan ketakwaan.
Ketiga, Ta’awun diantara kaum muslimin merupakan kekuatan dan pelindung. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam telah menyerupakan ta’awun kaum muslimin, persatuan dan berpegang teguhnya mereka (pada agama Allah) dengan bangunan yang dibangun dengan batu bata yang tersusun rapi kuat sehingga menambah kekokohannya. Demikianlah kaum muslimin, semakin bertambah kokoh dengan saling tolong menolong di antara mereka. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam :
“Artinya : Seorang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan satu bangunan yang sebagiannya menguatkan bagian lainnya.”
Tidaklah umat Islam ini menjadi lemah dan musuh-musuhnya menguasai mereka, melainkan dikarenakan berpecah belah dan berselisihnya mereka, walaupun kuantitas dan jumlah mereka banyak. Allah Ta’ala berfirman :
“Artinya : Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” [Al-Anfal : 46]
Perkara ini adalah suatu hal yang telah dikenal oleh fitrah yang lurus dan diketahui oleh akal yang sehat, sebagaimana dikatakan oleh seorang penyair yang bijaksana :
Tombak-tombak enggan menjadi hancur apabila mereka bergabung
Namun apabila berpisah maka akan hancur satu persatu
Semua ini, tidak akan bisa ditegakkan melainkan di atas kalimat tauhid, karena kalimat tauhid merupakan pondasinya persatuan umat
.
Keempat, Ta’awun dan ittihad (persatuan).[2]
Sebagaimana firman Allah Ta’ala
“Artinya : Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.” [Al-Mu’minun : 52]
Dan firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala :
“Artinya : Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.” [Al-Anbiya’ : 92]
Ta’awun dan persatuan selayaknya ditegakkan di atas kebajikan dan ketakwaan, jika tidak, akan menghantarkan pada kelemahan yang parah, berkuasanya para musuh Islam, terampasnya tanah air, terinjak-injaknya kehormatan dan terenggutnya tanah muqoddas (Palestina). Sebagai pembenar apa yang diberitakan oleh Rasul Shallallahu ‘alaihi wa Salam :
“Kalian nyaris diperebutkan oleh umat-umat selain kalian sebagaimana makanan di sebuah tempayan yang diperebutkan manusia.” Para sahabat bertanya : “apa jumlah kita pada saat itu sedikit wahai Rasulullah?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Bahkan jumlah kalian pada saat itu banyak, akan tetapi kalian bagaikan buih, dan Allah akan mengangkat rasa takut kepada kalian dari dada musuh-musuh kalian, dan Allah akan menancapkan al-Wahn ke dalam hati-hati kalian.” Para sahabat bertanya : “apakah al-Wahn itu wahai Rasulullah?”, Rasulullah menjawab : “cinta dunia dan takut mati.”[Hadits Riwayat Bukhari Muslim]
Hadits ini mengisyaratkan tentang kesudahan umat ini yang berada di dalam kelemahan walaupun banyak jumlahnya, namun mereka berserakan, berjalan tanpa arah dan bergerak tanpa tujuan, maka Allah timpakan atas mereka kehinaan yang akan menetap di bujur dan lintang (bumi ini). Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alahi wa salam :
“Jika kalian telah sibuk dengan jual beli inah (sistem jual beli yang terdapat unsur riba, pent.), kalian terbuai dengan peternakan dan bercocok tanam, dan kalian tinggalkan jihad, maka akan Allah timpakan di atas kalian kehinaan yang tidak akan terangkat sampai kalian kembali ke agama kalian.” [Hadits Shahih Riwayat Abu Daud] [3]
Seorang muslim, haruslah memiliki solidaritas dengan saudaranya, turut merasakan kesusahannya, tolong menolong di dalam kebajikan dan ketakwaan, agar umat Islam dapat menjadi satu tubuh yang hidup, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam:
“Perumpamaan kaum mukminin di dalam cinta, kasih sayang dan kelembutan bagaikan tubuh yang satu, apabila salah satu anggota tubuh mengeluh maka akan memanggil seluruh anggota tubuh lainnya dengan terjaga dan demam.” [Muttafaq ‘alaihi]
Kelima, Tawaashi (saling berwasiat) di dalam kebenaran dan kesabaran merupakan sebab keselamatan dari kerugian. Saling berwasiat di dalam kebenaran dan kesabaran termasuk manifestasi nyata dari ta’awun syar’iy di dalam kebajikan dan ketakwaan. Dengan kedua hal ini, akan terpelihara agama ini, dan keduanya termasuk amar ma’ruf nahi munkar, merupakan sebab diperolehnya kebaikan bagi negeri dan penduduknya. Allah Ta’ala berfirman :
“Artinya : Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” [Al-Ashr]
Kesempurnaan dan totalitas perkara ini adalah dengan saling berwasiat di dalam kasih sayang, kecintaan, loyalitas, kelembutan dan perhatian…
Para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Salam tidak pernah berselisih kecuali mereka membaca surat Al-Ashr[4]
Keenam, Diantara bentuk manifestasi ta’awun syar’iy di dalam kebajikan dan ketakwaan adalah : menghilangkan kesusahan kaum muslimin, menutup aib mereka, mempermudah urusan mereka, menolong mereka dari orang yang berbuat aniaya, mengajari orang yang bodoh dari mereka, mengingatkan orang yang lalai diantara mereka, mengarahkan orang yang tersesat di kalangan mereka, menghibur atas duka cita mereka, membantu atas musibah yang yang menimpa mereka, menyokong jihad dan dakwah mereka, menyertai mereka di dalam sholat jum’at, sholat jama’ah dan ied (perayaan) mereka, mengunjungi orang yang sakit, memenuhi undangan, mengantarkan jenazah, mendo’akan orang yang bersin dan menolong mereka dalam segala hal yang baik.
Ketujuh, Allah sungguh telah mencela tafarruq (perpecahan), karena perpecahan menghilangkan ta’awun (kerja sama), pertautan (hati), kecintaan, dan menghantarkan kepada perselisihan, kesedihan dan kebencian. Alloh Ta’ala berfirman :
“Artinya : Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” [Ar-Rum : 31-32]
Perpecahan merupakan syiar (semboyan) kaum musyrikin, bukan syiarnya kaum muwahidin (orang yang bertauhid) lagi mukmin. Oleh karena itu kaum salaf membenci tahazzub (berpartai-partai) dan tafarruq (bergolong-golongan). Bahkan mereka memerangi dan mengharamkannya.
Kedelapan, Kita telah merasakan dan melihat sendiri apa yang telah dilakukan oleh hizbiyah (fanatisme) yang membinasakan, berupa keburukan-keburukan dan bencana. Mereka memasukan rasa permusuhan dan kebencian di antara manusia, dikarenakan mereka berinteraksi dengan selain mereka dengan asas hizbi (kepartaian). Loyalitas mereka hanyalah untuk hizbi dan tanzhim (organisasi), tidak untuk Islam dan agama. Mereka lebih mendahulukan ukhuwah hizbiyah (persaudaraan kepartaian) ketimbang ukhuwah imaniyah (persaudaraan keimanan). Menurut mereka, ta’awun disyaratkan haruslah berafiliasi dulu dengan partai mereka [5]. Adapun muslim non partisan, sekalipun ia teman lama dan sahabat akrabnya, prinsip mereka terhadapnya adalah “ini termasuk kelompoknya dan ini termasuk musuhnya”.
Termasuk keburukan dan penyimpangan mereka lainnya adalah mereka lebih mengedepankan orang-orang bodoh, menjadikan gerakannya sebagai ‘gerakan bawah tanah’, melemparkan benih-benih keraguan di tengah-tengah kaum muslimin, mencampuradukkan antara yang haq dan yang bathil, menjadikan luapan semangat dan perasaan sebagai asas, menomorakhirkan ilmu dan membuat keragu-raguan terhadap para ulama…
Inilah intisari ringkas keadaan kelompok-kelompok dan partai-partai yang mengikat dengan belenggu hizbiyah, yang menyembunyikan ‘desahan nafas’nya dengan ikatan rahasia. Apabila seorang muslim dari luar barisan mereka maju, maka mereka akan menuduhnya sebagai : mutsabbithun (pengendor semangat), musyawwisyun (penyulut kebingungan) dan murjifun (penggoncang barisan) yang menghendaki porak-porandanya barisan Islam dan terbukanya rahasia kepada musuh-musuh Islam.
Apabila datang seorang pemberi nasehat yang jujur dari barisan mereka, niscaya mereka akan menuduhnya sebagai : orang yang menyeleweng dari manhaj, orang yang menghendaki perpecahan dan menelantarkan teman seperjuangan.
Imam Robbani, Syaikhul Islam kedua, Ibnu Qoyyim al-Jauziyah Rahimahulahu berkata di dalam Madarijus Salikin (III/200) :
“Apabila seorang mukmin yang telah dianugrahi oleh Allah berupa bashiroh (ilmu yang mendalam) di dalam agama, pengetahuan akan sunnah Rasul-Nya dan pemahaman akan kitab-Nya dan diperlihatkan hawa nafsu, bid’ah, kesesatan dan jauh dari shirothol mustaqim, jalannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam dan para sahabatnya. Apabila ia menghendaki untuk menempuh jalan ini, maka hendaklah ia persiapkan dirinya untuk dicemooh orang bodoh dan ahlul bid’ah, dicela dan dihina serta ditahdzir mereka. Sebagaimana pendahulu mereka melakukannya kepada panutan dan imam kita Rasul Shallallahu ‘alaihi wa salam.
Adapun apabila ia menyeru kepada hal ini dan mencemooh apa-apa yang ada pada mereka, maka mereka akan murka dan membuat makar padanya, Maka dirinya menjadi orang yang :
Asing didalam agamanya dikarenakan rusaknya agama mereka
Asing didalam berpegangteguhnya ia kepada sunnah, dikarenakan berpegangnya mereka dengan kebid’ahan
Asing didalam aqidahnya dikarenakan rusaknya aqidah mereka
Asing didalam sholatnya dikarenakan rusaknya sholat mereka
Asing didalam manhajnya dikarenakan sesat dan rusaknya manhaj mereka
Asing didalam penisbatannya dikarenakan berbedanya penisbatan mereka dengannya
Asing didalam pergaulannya terhadap mereka dikarenakan ia mempergauli mereka di atas apa yang tidak disenangi hawa nafsu mereka
Kesimpulannya: ia adalah orang yang asing di dalam urusan dunia dan akhiratnya, yang masyarakat tidak ada yang mau menolong dan membantunya.
Karena dirinya adalah :
Seorang yang berilmu di tengah-tengah orang yang bodoh
Penganut sunnah di tengah-tengah pelaku bid’ah
Penyeru kepada Allah dan Rasul-Nya di tengah-tengah penyeru hawa nafsu dan bid’ah
Penyeru kepada yang ma’ruf dan pencegah dari yang mungkar di tengah-tengah kaum yang menganggap suatu hal yang ma’ruf sebagai kemungkaran dan suatu hal yang mungkar sebagai ma’ruf.”[6]
Langganan:
Postingan (Atom)